Senin, 10 November 2008

Belajar di keheningan malam

Bagikan Artikel ini:


"Fiuhh...jam setengah 12 malam..", gumamku dalam hati setelah melihat jam di laptop. Apa sih yang sedang kulakukan hingga larut malam begini? Coba kuingat dulu..


Sore tadi termasuk sore di mana aku merasa mengantuk. Pulang kantor jam empat, baru sampai di rumah ketika jarum jam hampir menunjuk ke angka lima. Hohh..lama juga yahh...Padahal, biasanya, bisa dua jam! Lohh? Iya, sekarang kan aku telah pindah ke kediaman yang baru, lebih dekat dari kantor. Syukurlah...sesuatu hal yang patut disyukuri, satu dari sekian banyak nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.

Kembali ke masalah 'larut malam'. Sehabis maghrib aku sempat makan malam, sambil menikmati beberapa acara televisi. Setelah makan, niatnya mau membetulkan (baca: install ulang OS-nya) komputer si doi, yang kebetulan sengaja dititipkan sementara ke rumahku. Eh..ternyata..ada komponen yang kurang. "Hiks..", kabel power untuk monitor tidak terbawa. Alhasil, niat untuk menyelesaikan proses instalasi malam ini gagal total. Yah, besok mesti cari kabel power dulu di toko. Paling-paling ke Gajah Mada Plaza.

Menjelang isya, aku teringat pada koran Kompas hari ini yang belum sempat dibaca pagi tadi. Kuambil dari meja, kulihat halaman pertama. Aha, tidak ada topik yang 'penting' seperti kemarin-kemarin, seperti misalnya eksekusi terpidana mati kasus Bom Bali II atau krisis moneter global. Ya sudah. Aku pikir, lebih nikmat nih kalau korannya kubawa ke kamar, tentunya untuk dinikmati tulisannya di atas kasur.

Mungkin memang sudah takdirku untuk tertidur tak lama setelah mulai membuka halaman koran sambil berbaring di kasur. Menit demi menit terlewati tanpa kusadari. Seingatku aku tidak bermimpi kok..

"Kriiing...kriingg..", alunan suara ringtone HP CDMA-ku mendadak berbunyi. Mendadak? Ah, sepertinya kata 'mendadak' tidak perlu ditambahkan dalam kasus ini. Pasalnya, menurutku, secara umum kita tidak mengetahui kapan dan oleh siapa kita akan dihubungi oleh seseorang melalui HP kita, jadi kita memang cenderung tidak memiliki persiapan untuk hal itu.

Aku langsung terbangun. Secepat mungkin kuusahakan untuk meraih HP-ku. Kulihat sekilas nama dan nomor peneleponnya, ternyata si doi. "Halo..assalamu'alaikum..", sapaku membuka prosesi penerimaan telepon. "Wa'alaikumsalam..tidur ya?", sebuah tanggapan di seberang sana dengan suara yang tidak asing lagi, khas si doi. Ya ampun, aku ketiduran rupanya. Si doi dengan mudah menduganya, karena tidak banyak alasan lain yang menyebabkan aku tidak menghubungi dia sejak sore menjelang.

Kami hanya mengobrol sebentar, beberapa menit. Itu karena aku 'cenderung' memberi kesan bahwa aku masih mengantuk. Tak lama kemudian, percakapan kami akhiri dengan saling mengucapkan salam kembali. Setelah itu, aku mencoba untuk melanjutkan tidurku, untuk beberapa saat.

Benar, tak lama aku terbangun, karena merasa tidak nyaman. Kulihat jam dinding, ternyata baru lewat sepuluh menit setelah aku menutup telepon tadi. Kulihat sekitar, coba kumpulkan tenaga, barulah aku beranjak dari tempat tidur. Sepi.. karena kita memang tinggal bertiga saja.

Hampa, aku butuh sesuatu. Kuambil air wudhu, lalu mulailah aku menghadap Sang Pencipta, shalat isya. Selesai berdoa, aku keliling sebentar di dalam rumah, melihat jam, lalu tiba-tiba merasa rindu pada si doi. Langsung kuambil HP-ku untuk menghubunginya, dan kami kembali berbincang-bincang beberapa menit. Setelah kututup pembicaraan, kulihat duration counter di HP. Ah, ternyata hampir dapat bonus program "1 jam 1000" dari operatornya.

Setelah itu aku mencoba mengisi waktu dengan menonton TV dan membaca koran yang tadi belum sempat terselesaikan, sambil menunggu adikku yang hingga saat itu belum juga pulang ke rumah. Aku sudah mencoba sms dia dua kali, tapi tidak ada tanggapan.

Waktu kubiarkan berlalu. Toh karena aku pun tak mampu menghentikannya. Hampir jam sembilan, aku mulai khawatir. Kutelepon adikku, diangkat. Ternyata smsku tidak sampai ke dia, jadi dia tidak merasa dipertanyakan dari tadi. "Karaoke? Kenapa sampai malam begini dan tidak kasih kabar dulu...", begitu kurang lebih pertanyaanku -- lebih tepatnya 'keluhku' -- padanya. Hmm, nanti aku mesti menasihati dia. Eh, yang baku itu "nasehat" atau "nasihat" ya? Kok aku lupa sih...

Ya sudah, tampaknya aku harus menunggu kepulangannya sampai jam sepuluh lewat. Kebetulan aku ingat kalau kemarin aku membeli beberapa buku di Gramedia bersama si doi. Ada satu yang ingin kubaca malam ini, yakni yang berjudul "Google Adsense: Mudah Meraup Dolar di Internet", karangan Fajar YS. Zebua. Mengapa aku membeli buku ini? Karena aku punya niat untuk mendapatkan penghasilan tambahan di luar pekerjaan pokokku. Yah, harus kumulai dari sekarang, supaya tidak semakin terlambat.

Bukunya cukup menarik, tata bahasanya rapi dan berkelas. Ternyata, penulisnya adalah mahasiswa S2 Ilmu Komputer UGM. Pantaslah :) Oh ya, inilah yang kusebut 'belajar di keheningan malam', karena begitu sampai di bab yang membahas Google Adsense, aku tergerak untuk langsung mencobanya dengan blog-ku. Kuaktifkan koneksi Internet, yang kebetulan menggunakan Telkom Speedy, yang kudistribusikan menggunakan jalur Wi-fi.

Sungguh, perlu kusampaikan, adalah suatu pengalaman yang memuaskan ketika aku alhamdulillah berhasil mengaktifkan wireless router-nya sehingga bisa terhubung dengan modem ADSL-nya, dan ketika aku menemukan cara untuk membetulkan penerimaan sinyal Wi-fi di laptop adikku, yakni dengan meng-install ulang driver Wireless LAN Adapter-nya, sehingga kami berdua dapat mengakses Internet masing-masing secara bersamaan. Ada keinginan untuk membagi pengalaman yang kudapat itu melalui blog ini.

Kumulai dengan membuat blog di blogger.com. Blog baru? Sebenarnya kini aku sudah mempunyai blog di wordpress.com.Tapi kupikir, tak ada salahnya untuk membuat lagi suatu blog baru dengan teknik pengisian yang mulai disempurnakan menurut imajinasiku sendiri. Pertimbangan yang lain, blogger.com cenderung menghasilkan blog yang disukai oleh mesin pencari. Dan harapannya, akan memberi keuntungan lebih dalam hal pemasangan Google Adsense, karena berasal dari induk perusahaan yang sama.

Tulisan ini adalah isian pertamaku dalam blog baru ini. Kuharap, tulisan ini dapat menjadi tonggak pemicu perkembangan diriku dan dunia baruku pada hari-hari mendatang. Sekarang, aku akan lanjutkan membaca buku, sambil mempraktikkan langsung di blog-ku. Jadi, tulisan ini aku akhiri dulu sampai di sini :D



Artikel Terkait:

7 komentar:

  1. Pertama yang komentar,

    Ingin mengkoreksi beberapa hal,
    1. Blogger tidak lebih baik dari Wordpress dalam hal marketing di search engine, hal ini karena pengkategorian di wordpress lebih bagus dari blogger
    2. Adsense di Blogger bukan lebih baik, tetapi karena adsense dan PPC tidak diperbolehkan di wordpress, kecuali membayar sewa 500 USD per bulan ke wordpress.com

    BalasHapus
  2. Oww...
    memang sih ya kategorisasi di Wordpress lebih bagus, ada 'Kategori' dan 'Tags', ditambah lagi dengan fitur 'Tag Clouds', tetapi ada kemungkinan Google memberikan prioritas yang lebih tinggi untuk meng-index Blogger lebih dulu daripada Wordpress.
    Tetapi, setuju, mungkin urutan peng-index-an tidak terlalu berpengaruh pada ranking di hasil pencarian, melainkan jumlah kata/ bagian yang mendeskripsikan isi blog itulah yang lebih berperan.

    Bravo Zid! :D

    BalasHapus
  3. Let me give some example to explain my arguments,
    Wordpress memiliki beberapa kategori dan subdomain seperti botd.wordpress.com atau wordpress.com/tag/apartemen, dan isi dari halaman ini adalah dinamis yang ditentukan dengan pencapaian tiap blog yang ada di wordpress.
    Sebuah blog dengan postingan 'Tips Membeli Apartemen di Jakarta' yang mendapatkan tempat di botd.wordpress.com dan wordpress.com/tag/apartemen akan mendapatkan tambahan traffic dan back link dari subdomain wordpress tadi yang pada akhirnya akan meningkatkan rangkin blog itu di Google dan meningkatkan alexa ranknya juga.

    BalasHapus
  4. ini jurnal udh kayak novel, tinggal diterusin dikit jadi novel deh :D

    oi pak haji, bikin buku dong, temen gue lagi nyari tuh, lo kan banyak waktu kosong :P

    BalasHapus
  5. wehehe...thanks for the support.
    Emang mau dibikin gaya cerita..
    InsyaAllah ya Fer..

    BalasHapus
  6. intinya si Doi...
    si adiknya...
    si laptopnya...
    si bukunya...
    si CDMAnya...

    n more........

    BalasHapus